Persamaan Hak & Derajat di Indonesia

Di negara Indonesia salah satu hukum yang mengatur persamaan hak dituangkan dalam UUD 1945. Disebutkan bahwa hak setiap warga negara Indonesia adalah sama, baik dalam bidang pendidikan, kebebasan beragama, mengeluarkan aspirasi, dan mendapat penghidupan yang layak.

Pada pembahasan ini penulis akan membahas mengenai persamaan hak di bidang pendidikan.  Berikut salah satu landasan hukum yang mendasari di bidang pendidikan.

PERUBAHAN KEEMPAT
UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

 

BAB XIII
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pasal 31
(1)    Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2)    Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3)    Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
(4)    Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari aggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5)    Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Sumber : ” http://tutorjunior.blogspot.com/2009/10/uud-1945-amandemen-iv.html “

 

Di atas disebutkan jika setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan pemerintah wajib membiayainya.

Faktanya, pemerintah tidak hanya membuat peraturan saja, mereka telah merealisasikan program tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan adanya pembebasan SPP di sekolah negeri. Upaya pemerintah untuk mengedepankan pendidikan dengan sekolah gratis mendapat sambutan positif di masyarakat. Terutama bagi mereka yang memiliki kendala perekonomian.

Harapan masyarakat untuk mendapat pendidikan secara gratis malah beralih pada kekecewaan. Semua sekolah negeri memang menghapus SPP yang dibebankan tiap bulannya, namun beberapa sekolah memunculkan iuran baru dengan istilah yang baru pula. Yang menjadi pertanyaan, apa bedanya SPP dengan iuran baru tersebut? Dan untuk apa dana tersebut dipergunakan? Bukankah pemerintah telah mengalokasikan sejumlah dana untuk biaya pendidikan. Melihat permasalahan di atas dapat dikatakan pemerintah belum berhasil memberikan persamaan hak bagi tiap warga negara dalam bidang pendidikan.

Tidak hanya persamaan hak saja, setiap manusia tentunya memiliki persamaan derajat di mata Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun di dunia ini tercipta pria dan wanita, tidak ada pembedaan antara kaum pria maupun wanita. Mereka memiliki derajat yang sama.

Di Indonesia sendiri juga menjunjung tinggi persamaan derajat manusia. Salah satu bukti nyatanya adalah saat kursi Presiden diduduki oleh Megawati Soekarno Putri ( 23 Juli 2001 – 20 OKtober 2004 ). Beliau merupakan presiden wanita Indonesia pertama yang memimpin negara ini. Hal ini merupakan suatu pembuktian adanya persamaan derajat di Indonesia.

Sinopsis Film “BATAS”

Film ini mengisahkan tentang JALESHWARI yang diperankan oleh Marcella Zalianty. Seorang wanita dengan keinginan yang kuat bersedia untuk terjun langsung ke wilayah pedalaman perbatasan antara Malaysia dan Kalimantan Barat. Tujuannya untuk memperbaiki kinerja program CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan tempatnya bekerja dalam bidang pendidikan. Dalam masa tugasnya JALESHWARI tinggal di rumah BORNEO, salah satu anak suku Dayak.

Ternyata semua tidak seperti kehendak yang diinginkan, pada kenyataannya masyarakat di pedalaman Kalimantan Barat memiliki kehidupan sosial sendiri. Mereka tidak menghiraukan pentingnnya pendidikan dan garis perbatasan sebuah negara. Mereka hanya menjalani kehidupan sehari-hari dengan wawasan kebudayaan yang mereka junjung.

Konflik timbul saat JALESHWARI mencoba untuk menjalankan program belajar melalui sekolah sederhana. Masyarakat lebih cenderung untuk membiarkan anak-anaknya bekerja di ladang atau menjadi TKI di negeri tetangga yang lebih jelas akan menghasilkan uang.

Kejadian-kejadian yang dialami oleh JALESHWARI akhirnya membuatnya sadar akan pentingnya mengetengahkan pola kebudayaan di lingkungannya.

Sutradara        : Rudi Soedjarwo

Rencanaku di Masa Depan…

Saat ini saya adalah seorang mahasiswi Universitas Gunadarma jurusan Sistem Informasi jenjang S1. Alasan saya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Universitas karena persaingan dunia kerja dari tahun ke tahun semakin meningkat, jika tidak membekali diri dengan pendidikan akan menjadi kendala untuk berkembang di kemudian hari.

Dalam waktu dekat ini rencana yang saya harapkan adalah mendapat IP pertama dengan nilai >3.5. Saya akan berusaha maksimal melalui kerja keras dan doa untuk mewujudkannya.

Rencana lainnya, saya berharap dapat menyelesaikan masa pendidikan selama 4 tahun dengan hasil yang baik. Setelah mendapat gelar sarjana saya berharap dapat bekerja di tempat dan posisi yang diinginkan. Semua kesuksesan yang akan diraih nanti ditujukan untuk membahagiakan keluarga karena keberhasilan saya kelak tak lepas dari dukungan yang telah diberikan oleh keluarga.

PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN

  1. Pertumbuhan Penduduk di Indonesia

Berdasarkan sensus tahun 2010 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Jika laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun maka setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih per tahun. Dengan demikian, jika di tahun 2010 jumlah penduduk 237,6 juta jiwa maka di tahun 2011 bertambah 3,5 juta maka sekarang ada 241 juta jiwa lebih. Bila laju pertumbuhan tidak ditekan maka jumlah penduduk di Tanah Air pada 2045 bisa menjadi sekitar 450 juta jiwa, hal ini berarti satu dari 20 penduduk dunia adalah orang Indonesia.

Apabila pertumbuhan penduduk terus bertambah, sementara laju pertumbuhan ekonomi berjalan lamban, maka negara tersebut akan semakin bertambah miskin dan akan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya dan langkah konkret guna menghindari terjadinya ledakan penduduk di masa yang akan datang.

2. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Perkembangan Sosial

Pertumbuhan penduduk yang signifikan akan berdampak pada perubahan sosial kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku dalam masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial di masyarakat.

a. Meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan,dan papan

Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, yakni sandang, pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan ini tak terelakkan lagi harus terpenuhi untuk kelanjutan hidup manusia. Kebutuhan akan sandang dapat dipenuhi oleh industry tekstil,kebutuhan akan pangan dapat dipenuhi oleh industri pertanian(salah satunya), dan kebutuhan papan dapat dipenuhi oleh industry bahan bangunan (salah satunya). Jika terjadi ledakan jumlah penduduk, maka semakin banyak pula manusia yang membutuhkan asupan sandang, pangan, dan papan.Tapi apa yang terjadi jika ternyata stok sandang, pangan, dan papan yang ada ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya semakin bertambah ?

Dalam buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan . Sebagai contoh untuk kebutuhan pangan, pemerintah memiliki BULOG (Badan Urusan Logistik) untuk pemerintah pusatdan DOLOG (Depot Logistik) untuk pemerintah daerah yang berfungsi salah satunya untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pangan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan lain-lain. Semakin bertambahnya penduduk, maka akan semakin banyak pula kebutuhan pangan pokok yang harus disediakan oleh DOLOG.Bagaimana jika kebutuhan sembako yang disediakan oleh DOLOGternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk di daerah itu? Tentu sembako akan menjadi barang rebutan dan akan menjadi barang yang langka yang mengakibatkan harganya akan semakin melonjak dan masyarakat yang berada di kelas ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli kebutuhan pangan tersebut, dan tentu akan berdampak pada kemiskinan yang kian parah.

b. Berkurangnya lahan tempat tinggal

Untuk memenuhi kebutuhan papan yakni rumah tentu kita memerlukan lahan untuk membangun. Semakin bertambah banyak penduduk, tentu kebutuhan akan rumah semakin banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Sementara lahan yang tersedia luasnya tetap. Yang akan terjadi adalah padatnya pemukiman dan sedikit sekali lahan-lahan kosong yang tersisa karena semakin sedikitnya lahan yang kosong, akan membuat harga tanah semakin melonjak, dan tentu saja masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli tanah untuk membangun rumah, sehingga mereka mencari “lahan” lain untuk tinggal, seperti kolong jembatan, taman kota, stasiun, emperan toko, dan lain-lain.

Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan papan, untuk memenuhi kebutuhan pangan pun kita memerlukan lahan. Misalnya beras, untuk menghasilkan beras tentu diperlukan sawah untukmenanam padi.Semakin bertambahnya penduduk semakin bertambah pula kebutuhan akan beras . Dan semakin bertambahnya kebutuhan beras akan semakin bertambah pula kebutuhan akan lahan untuk menanam padi. Apa yang terjadi jika lahan ‘lumbung padi’ nasional semakin lama semakin berkurang ? Jika kita dilihat dua fenomena di atas, ledakan penduduk  akan mengakibatkan terjadinya perebutan lahan untuk perumahan dan pertanian. Dan sebagian besar fenomena yang terjadi dewasa ini adalah pengikisan lahan yang lebih diutamakan untuk perumahan. Kemudian ledakan penduduk juga akan berakibat semakin berkurangnya rasio antara luas lahan dan jumlah penduduk atau yang  biasa kita sebut dengan kepadatan penduduk.

c. Meningkatnya investor yang datang

Dengan banyaknya jumlah penduduk akan berakibat menjamurnya pusat perbelanjaan. Seorang pengusaha tentu akan membangun usahanya ditempat yang strategis, tempat yang ramai, dan tempat yang menurutnya banyak terdapat konsumen. Kawasan padat penduduklah yang akan menjadi incaran para investor atau pengusaha. Untuk daerah perkotaan, para pengusaha akan cenderung untuk membangun pusat perbelanjaan modern atau yang biasa kita sebut Mall. Mungkin menurut sebagian besar orang, suatu daerah yang memiliki banyak Mall mencirikan bahwa daerah tersebut adalah daerah metropolitan yang masyarakatnya cenderung berada di kelas ekonomi menengah ke atas dan akan mendongkrak gengsi masyarakat. Padahal fakta yang ada di balik fenomena menjamurnya pusat perbelanjaan modern adalah meningkatnya sifat konsumtif. Jika jumlah pusat perbelanjaan di suatu daerah semakin banyak, lama kelamaan akan menimbulkan sifat konsumtif masyarakat di daerah tersebut.

Sifat konsumtif dapat berujung ke sifat malas, tidak  kreatif,dan akhirnya akan menuju ke arah kemiskinan. Mengapa sifat konsumtif dapat berujung ke sifat malas ? Hal ini disebabkan  karena masyarakat merasa semuanya sudah tersedia di pusat perbelanjaan tersebut. Sehingga mereka malas untuk  memproduksi sesuatu. Dan akibatnya masyarakat akan terus bergantung pada keberadaan pusat perbelanjaan tersebut dan menjadi masyarakat yang tidak produktif.

d. Meningkatnya angka pengangguran

Semakin bertambahnya jumlah penduduk tentu akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Namun bagaimana jika lapangan pekerjaan yang tersedia tidak cukup menampung jumlah tenaga kerja yang ada? Tentu hal ini akan berdampak pada meningkatnya angka pengangguran.

Ledakan penduduk adalah masalah yang harus segera ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang telah dijelaskan. Adapun solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu:

a. Melakukan program transmigrasi

b. Menggalakkan program keluarga berencana

c. Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan teknologi.

d. Pemerataan pembangunan

3. Hubungan Antara Masalah Penduduk dengan Perkembangan Kebudayaan

“ Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat “ (Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi)

Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi oleh karena mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lain.

Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :

  1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
  2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.

Gerak tersebut tidak hanya disebabkan oleh jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.

Perubahan kebudayaan terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Beberapa masalah yang menyangkut proses itu adalah :

  • Unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
  • Unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
  • Individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur baru
  • Ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya? Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta, maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada awalnya peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh terhadap peraturan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam suatu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.

Hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul, manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Sumber :

http://www.babelprov.go.id/content/pertumbuhan-penduduk-di-indonesia-rata-rata-149-tahun

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/07/05/lnua4p-prediksi-bkkbn-2011-penduduk-indonesia-241-juta-jiwa

http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk

http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2099763-dampak-negatif-yang-terjadi-akibat/

http://www.scribd.com/doc/66015084/Ancaman-Dan-Dampak-Ledakan-Penduduk-Terhadap-Kemakmuran-Sosial-Dan-Peningkatan-Peradaban-Manusia-Jawa-Barat”

Widyo Nugroho, Achmad Muchji ; Ilmu Budaya Sosial Dasar; Universitas Gunadarma, Jakarta, 1996.